SPIRITKAWANUA – Kopda Muslimin Dalang penembakan istrinya di Semarang ditemukan tewas pada Rabu, hanya empat hari setelah penembakan.
Sulit untuk menentukan penyebab kematian dan apa yang orang yakini cukup beralasan. Desas-desus beredar bahwa dia mungkin telah melakukan bunuh diri.
Polisi dan TNI menjaga area sekitar rumah orang tua Kopda M di Rt. 2 Rw. 1, Desa Trompo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Sementara itu, jenazah Kopda M belum dievakuasi dari lokasi kejadian.
Berdasarkan Informasi Sebelumnya, Kopda Muslimin (Kopda M) menyewa pembunuh bayaran untuk menembak mati istrinya, Rina Wulandari terungkap.
Dalam rumah tangga, Kopda Muslimin merasa tertekan terhadap istrinya tersebut hingga akhirnya ia berencana menembak mati istrinya.
Hal itu terungkap saat tersangka yang menembak istri anggota TNI Agus Santoso mengungkapkan aduan Kopda Muslimin saat dihadirkan untuk menyinkronkan informasi penembakan istri anggota TNI di Polres Semarang,Rabu (27/7/2022).
Agus Santoso mengatakan saat itu Sugiyono mendatanginya di Magetan, Jawa Timur. Sugiyono menyampaikan perintah dari Kopda Muslim yang ingin mencelakai istrinya.
“Saat itulah saya datang ke Semarang bersama babi dan beristirahat di tempat istri saya. Waktu itu tiga minggu sebelum kejadian,” ujarnya, saat menyinkronkan informasi di Polres Semarang. Rabu (27/7/2022) Dilansir Tribunnews.
Kemudian Agus bertemu dengan Kopda Muslimin di kediamannya. Dia juga melakukan percakapan dengan berbisik.
“Keesokan hari pada saat malam Minggu bertemu lagi dengan Kopda Muslimin di daerah Padasan Simongan di situlah dia (Kopda Muslimin) mulai bercerita,” tuturnya yang dikutip dari trubunnews.com.
Menurutnya, Kopda Muslimin menceritakan situasi keluarganya.
“Dia (Kopda Muslimin) tidak kuat tekanan dari istrinya yang selalu mengekang.
Dia meminta agar istrinya dibunuh,” tutur dia.
Namun, permintaan Kopda Muslimin tidak serta merta dipenuhi.
“Jangan buru-buru bang. Kasih pelajaran dulu.
Kasih saja air kecubung. Kalau dia (Rina) sakit khan kembali ke suaminya. Saya bilang begitu,” tuturnya.
Pada akhirnya, Kopda Muslimin mendengarkan saran Agus dan memintanya untuk mencari buah kecubung.
Akan Tetapi Kopda Muslimin Takut untuk mecampurinya di minuman.
“Bang Mus takut ketahuan istrinya jika mencampurkan kecubung ke minuman.
Hari berikutnya juga begitu,” tutur dia.
Agus mengatakan dia pergi ke rumah Kopda Muslimin setelah empat hari untuk membatalkan pekerjaan.
Dia meminta uang untuk jasanya dan transportasi kembali ke Magetan.
“Saya dikasih uang segepok.
Seingat saya setelah dihitung jumlahnya Rp 2 juta setelah dapat uangnya saya pulang ke Magetan,” tutur dia.
Tersangka, Dwi Septiono, mengunjunginya di rumah dan menawarkan senjata api. Dia ingin tahu bentuk senjatanya, jadi dia dihubungkan dengan pemilik senjata melalui panggilan video.
“Saya lihat apakah pistol itu airsoftgun, rakitan atau asli, Setelah saya lihat asli.
Kemudian saya menelpon babi jika mau bisa transfer uang ternyata tidak bisa.
Kemudian saya menelpon pemilik pistol dan menawarkan pistol itu dibayar di Semarang.
Keduanya setuju dan langsung ke Semarang di daerah Bates,” imbuhnya.
Sesampainya di Semarang, ia membawa babi untuk ikuti bersama Dwi Septiono.
Saat itulah terjadi jual beli senjata api.
“Senjata api itu harganya Rp 3 juta.
Tetapi saya potong Rp 1 juta. Yang meminta Kopda Muslimin,” tutur dia.(Jod.Ke)