Sunday , 8 September 2024

Korea Utara Terus Tingkatkan Tenaga Nuklir Dan Senjata Mematikan Lainnya

SPIRITKAWANUA – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan negaranya siap untuk menanggapi konfrontasi militer dengan Amerika Serikat, termasuk kemungkinan perang nuklir.

“Saya sekali lagi menegaskan bahwa Korea Utara siap untuk segala konfrontasi militer dengan Amerika Serikat,” ujar Kim dalam pidato perayaan gencatan senjata Perang Korea, dikutip dari CNN.

“Angkatan bersenjata kami mempersiapkan diri secara serius untuk merespons krisis apapun, dan pertahanan perang nuklir negara kami juga siap mengerahkan kekuatan mutlaknya dengan patuh, akurat, dan cepat sesuai misinya,” Ucap Kim lagi.

Sementara itu, think-tank Wilson Center mengatakan Korea Utara telah melakukan uji coba rudal lebih dari 30 kali tahun ini. Angka itu melonjak dari tahun lalu, ketika Korea Utara hanya melakukan delapan tes.

Peringatan ini membuat Korea Selatan, tetangga Korea Utara, khawatir dan waspada. “cara yang kuat dan efektif,” dikutip dari Associated Press.

Kim Jong Un Berani Tantang AS, Memang Seberapa Kuat Tenaga Nuklir Korea Utara?

Korea Utara diprediksi memiliki lebih dari 100 senjata nuklir, dan juga telah berhasil menguji coba rudal yang dapat menghantam Amerika Serikat.

BACA JUGA  AA-RS Hadiri Rapat Paripurna PAW DPRD Kota Manado

Rezim Korea Utara sendiri tahu cara membuat bom nuklir menggunakan uranium atau plutonium. Kedua bahan tersebut merupakan bahan utama untuk membuat bahan fisil, yaitu bahan yang mampu menopang reaksi nuklir.

Korea Utara memiliki bahan fisil yang cukup untuk 60 senjata nuklir pada 2017, menurut intelijen AS. Negara ini juga memproduksi 12 senjata tambahan setiap tahunnya.

Dengan perkembangan ini, Korea Utara diprediksi memiliki bahan fisil yang cukup untuk memproduksi lebih dari 100 senjata nuklir pada tahun 2022.

Korea Utara hanya masalah waktu sebelum menyelesaikan kekuatan nuklir mereka.

“Kita harus mulai belajar untuk hidup dengan kondisi Korut yang memiliki kemampuan menargetkan Amerika Serikat dengan senjata nuklir,” kata Jeffrey Lewis dari Middlebury Institute for Strategic Studies..

Sejak Kim Jong Un berkuasa, Korea Utara telah melakukan lebih dari 100 uji coba rudal balistik hingga tahun 2022. Rudal yang diuji memiliki berbagai bentuk, mulai dari rudal pendek, rudal menengah, rudal menengah, rudal antarbenua, dan rudal peluncur kapal selam.

Pada Juli dan November 2017, Korea Utara menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM). Pyongyang mengklaim bahwa selama tes November 2017, ICBM Hwasong-15 bisa mencapai ketinggian 4.475 kilometer.Rudal itu juga menempuh jarak sekitar 1.000 kilometer sebelum mendarat di laut dekat pantai Jepang.

BACA JUGA  Wali Kota Andrei Angouw Ikuti Jalan Sehat Dalam Rangka HUT GMIM

Sementara itu, beberapa analis memperkirakan Hwasong-15 memiliki jangkauan hingga 13.000 kilometer, bahkan jika ditembakkan dari lintasan yang lebih berbasis darat, dapat mencapai daratan Amerika Serikat.

Tak hanya itu, pada parade militer Oktober 2020, Korea Utara memamerkan ICBM baru yang lebih besar dari Hwasong-15. Rudal tersebut belum diberi nama atau diuji, tetapi diperkirakan mampu membawa beberapa senjata nuklir atau umpan untuk membingungkan sistem pertahanan rudal.

Korea Utara juga memamerkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, Pukkuksong-4.

Beberapa ahli memperkirakan rudal tersebut memiliki jangkauan hingga 3.000 kilometer.

Pada Januari 2021, Korut sempat menguji coba rudal dari peluncur kereta api, membuat senjata itu lebih sulit dideteksi AS dan sekutunya.

Ini adalah pertama kalinya Pyongyang menguji ICBM sejak 2017.

Korea Utara mengklaim bahwa ICBM tersebut adalah Hwasong-17, ICBM terbesar Pyongyang, yang diprediksi memiliki jangkauan hingga 15.000 kilometer.

BACA JUGA  Berprestasi Pembina Kelurahan Tingkat Regional, Wali Kota Andrei Angouw Terima Penghargaan

Namun, militer Korsel menilai rudal yang diuji coba Korut saat itu berukuran lebih kecil.

Korea Utara juga telah menguji coba rudal balistik jarak pendek yang menggunakan bahan bakar padat. Bahan bakar padat itu membuat peluncuran rudal lebih cepat.

Korea Utara juga telah menguji coba rudal jelajah jarak jauh, yang dapat mengecoh sistem pertahanan rudal jika diluncurkan bersamaan dengan rudal balistik.

Dari awal 2022 hingga saat ini, Korea Utara telah meluncurkan lebih dari tiga puluh rudal untuk pengujian.

Salah satu pengamat dari CFR, Scott A. Snyder, mengatakan sejumlah tes menunjukkan bahwa Korea Utara tidak berharap untuk kembali ke hubungan diplomatik dengan AS.

Beberapa pengamat menilai kemungkinan masalah akurasi pada rudal Korea Utara. Ini karena Korea Utara terlalu bergantung pada bimbingan dari Uni Soviet.

Namun, beberapa pemberontak dan pakar mengatakan Korea Utara mulai menggunakan sistem GPS yang mirip dengan sistem navigasi China. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang apakah rudal Korea Utara mungkin lebih akurat daripada sebelumnya. (Jod.Ke)

 

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published.