SPIRITKAWANUANEWS — Kasus bullying beberapa tahun terakhir semakin meningkat, berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sepanjang tahun 2023 terdapat sekitar 3.800 kasus bullying.
Dari data tersebut, mayoritas kasus bullying terjadi di dalam lembaga pendidikan.
Berdasarkan tingginya kasus bullying tersebut, dinilai perlu adanya upaya dan tindakan nyata untuk dapat menekannya.
Hal itu mendorong Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) melakukan sebuah sebuah penelitian untuk menggali dan mengkaji nilai-nilai kearifan lokal suku Minahasa terhadap maraknya kasus bullying.
Khususnya filosofi “Sitou Timou Tumou Tou” yang dalam hal ini dapat digunakan sebagai upaya pencegahan bullying khususnya di Sulawesi Utara.
Penelitian yang dilakukan sejumlah mahasiswa Unsrat ini diketuai oleh Oktaviani Gabriela Wowiling. Serta beranggotakan Chatleya Purnomo, Veronika Undap, Renaldi Worang, Theresa Bauda dan didampingi oleh Ns. Septriani Renteng, M.Kep.,Sp.Kep.Kom.
Hasil temuan dalam riset tersebut yaitu tujuh nilai-nilai yang terkandung dalam filosofi Sitou Timou Tumou Tou suku Minahasa.
Ketujuh nilai tersebut yaitu Matulung-Tulungan artinya saling menolong, Maupus-Upusan artinya saling mengasihi, Masigi-Sigian yaitu saling menghargai.
Kemudian Matombo-Tombolan artinya saling membantu, Mapalus artinya saling bekerjasama, Maleo-Leosan yakni saling berdamai dan Maesa-Esaan yakni saling bersatu.
Berdasarkan penelitian, filosofi Sitou Timou Tumou Tou suku Minahasa itu penerapannya dinilai relevan dalam membentuk karakter anak yang mampu menciptakan lingkungan yang aman dan saling mendukung sehingga dapat menciptakan karakter anti bullying.
Riset ini juga mengkaji perilaku bullying pada remaja di Kota Manado dengan temuan menunjukkan dari total 427 remaja sebagai responden mayoritas melakukan bullying relasional dengan kategori tinggi dengan persentase (13,3%), diikuti bullying verbal (3,5%), cyberbullying (2,8%), dan bullying fisik (1,2%).
“Semoga upaya yang dilakukan kami melalui riset ini dapat menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal dalam membentuk karakter generasi muda yang lebih baik dalam konteks budaya Indonesia,” tukas Oktaviani Gabriela Wowiling selaku ketua.
Untuk informasi selanjutnya terkait hasil riset tersebut bisa diakses melalui IG (@pkmrsh_sitoutimoutumoutou), Tiktok ini (pkmrshsitoutimoutumoutou), FB (Sitou Timou Tumou Tou).(***)