SPIRITKAWANUANEWS– Para Kader PDI Perjuangan Sulut patut berbangga. Pasalnya, Rapat Koordinasi Tiga Pilar Partai tahun 2022 ini dihadiri dan dipimpin langsung Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, di Hotel Luwansa, Kota Manado, Rabu (9/2).
Rapat Tiga Pilar ini dihadiri Pihak eksekutif, legislatif dan struktur. Eksekutif dimaksud yakni kader PDIP yang menjabat Kepala daerah Legislatif, kader PDIP yang menduduki jabatan Anggota DPRD.
Dalam arahannya, Puan menekankan terkait konsolidasi strukutal. Agar struktural partai tertata dengan baik. Konsolidasi kepartaian tersebut yakni dengan menyatu pada kekuatan rakyat.
Dalam rapat tertutup itu, Puan Maharani didampingi Olly Dondokambey Ketua DPD PDIP Sulut bersama struktur DPD Sekretaris Franky Wongkar, Bendahara Andrei Angouw dan Wakil Ketua Fransiskus Silangen.
Mengapa para Kader PDIP Sulut patut berbangga?
Karena Puan merupakan satu dari deretan perempuan berprestasi di Indonesia. Bahkan bisa dikatakan, sosok anggun Puan Maharani ini tiada duanya.
Bukan tanpa alasan, ukiran prestasi Puan Maharani di dunia Politik bisa dikatakan 11-12 dengan Ibunda Megawati Soekarnoputri. Puan merupakan perempuan pertama, yang mampu menempati posisi sebagai Ketua DPR RI periode 2019-2024.
Di era digital saat ini, sangat sulit mendapatkan sosok Kartini modere, yang mampu menempati posisi puncak di lembaga parlemen. Lembaga yang diperebutkan dan menjadi impian para politisi terkemuka di negeri ini. Prestasi Puan Maharani ini bukan diraihnya secara instan.
Namun penuh dengan keringat dan usaha kerja keras sendiri. Memang, Puan merupakan anak dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Bahkan, DNA seorang proklamator hebat Bung Karno ada di nadinya.
Namun, keberhasilan menduduki pucuk pimpinan DPR RI, tak lepas dari kerja keras yang diraihnya di Daerah Pemilihan Jawa Tengah V. Di dapilnya itu Puan meraih suara tertinggi dalam pelaksanaan pemilu legislatif 2019.
Di sana Puan benar-benar mampu memperlihatkan kemandirian politiknya yang penuh perjuangan. Menolak lupa, pada kurun waktu 2014 sampai 2019, Puan Maharani berada di jajaran eksekutif sebagai salah satu menteri pemerintahan Presiden Jokowi.
Saat itu dirinya menduduki jabatan sebagai Menteri Koordinator Kesra. Kinerjanya sebagai menteri, tidak perlu ditanyakan lagi, sangat jarang bahkan tidak pernah terendus ada permasalahan.
Puan Maharani tergolong sukses mengkoordinir Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan dan Kementerian lain bahkan hingga akhir masa jabatannya.
Bicara soal kinerjanya sebagai Ketua DPR RI ? Tidak ada kata lain selain, Mengesankan. Selaku Ketua DPR RI di tengah pandemi Covid-19, Puan sangat sinergis dengan pemerintah. Sehingga sangat mempermudah kinerja pemerintah dalam menghadapi situasi genting seperti pandemi ini.
Tugas dan fungsi DPR, dalam kepemimpinan Puan Maharani menjadi lembaga yang benar-benar mampu menjalankan peran optimal di tengah situasi pandemi Covid-19.
Kembali di jalur Politik. Sebagai petinggi kepengurusan PDI Perjuangan, pencapaian prestasi PDI Perjuangan sebagai partai pemenang dalam Pemilu Legislatif 2019 yang juga menghantarkan kader terbaik Joko Widodo sebagai Presiden RI, sangat jelas ada andil besar Puan Maharani.
Bisa dikatakan, mencari sosok politisi perempuan sepertinya, bagai sebuah jarum di tumpukan jerami. Puan juga bekerja bahkan dengan bumbu-bumbu retorika yang dibombardir di berbagai media. Tidak seperti tipikal politisi zaman sekarang yang haus akan pencitraan.
Banyaknya prestasi Puan Maharani yang memang jarang terpublikasi. Itulah yang membuatnya sedikit tertinggal dalam sejumlah survey terkait iven politik di tahun 2024 nanti. Gaya Puan yang diam namun intens bekerja jadi salah satu pembeda Kartini ini dengan nama-nama lain yang sudah mulai ambil ancang-ancang ke 2024.
Puan lebih intens berkomunikasi langsung dengan masyarakat. Tak ayal Puan lebih banyak turun lapangan, berbaur dan merakyat. Hal itu yang sebenarnya dicari oleh rakyat. Puan selalu berucap kalau Pemimpin itu dalam kerja nyata dan bukan di media sosial. Itu sangat benar adanya.
Masyarakat yang cerdas sepantasnya jangan salah pilih sosok pemimpin yang bisa dikatakan hanya umbar janji dan serba pencitraan lewat media sosial. Tapi harusnya mencari sosok yang memang bekerja nyata untuk rakyat. (**/rgm)